Cinta yang Sejati Hanyalah di Cinta-Nya

 


Dulu sekali, mama pernah bilang, bahwa sewaktu kecil aku ini anak yang cengeng. aku mudah sekali menangis dan jika sudah begitu, akan butuh waktu yang lama sampai aku bisa berhenti menangis. dulu sekali mama bilang, bahwa mereka harus membawaku keliling kota dan bahkan tidak tertidur semalaman hanya berusaha untuk menenangkan aku. aku yang waktu itu mungkin bahkan tidak mengerti kenapa aku menangis. dulu sekali, mama bilang, mungkin karena aku satu satunya anak perempuan dari saudara yang lain, tidak mudah menemukan alasan kenapa aku menangis, entah karena lapar, sakit atau tidak nyaman. sulit sekali membuatku tenang

dulu sekali, aku bilang "ah, itu mungkin hanya cerita orang tua saja"

sekarang aku mengerti, mungkin cerita itu benar juga. Ada yang terbawa ke masa kini sifat-sifat aku yang lama, yang mungkin sudah bawakan dari lahir atau genetik (?). tidak mudah bagiku untuk berhenti sekali aku menangis. ini hanya soal menunda tangisan satu demi yang lain dan berselang dengan kehidupan yang harusnya tetap jalan apapun yang terjadi. kemarin sudah malam ke tiga aku tidur dengan mata yang sembab, hari ini aku tidak ingin lagi.

jadi, aku pergi ke sebuah toko buku yang cukup lengkap dan mencoba mencari cari alasan mengapa aku harus tetap hidup. karena hidup mulai terasa tidak stabil. aku tidak juga paham apakah ini yang disebut quarter life crisis atau apa. tapi aku merasa aku mulai kehilangan arah.

bertambah usia berarti bertambah pula rasa malu untuk sekadar menceritakan pada orang tua mengenai masalah yang kuhadapi. lagipula masa cerita soal cinta cinta an terus. nanti mereka bilang, ah ini anak apa disana kerjanya cari pacar saja ya?

aku juga pun malu cerita pada orang tua mengenai rencana untuk sekolah lagi, takut karena nanti membebani lagi lagi pikiran mama, soal bagaimana membiayai rencana studi anaknya ini. apa mungkin aku zalim pada adik adik karena keinginan ku ini? aku sudah tidak membantu perekonomian keluarga karena menabung, masa mau membebani pikiran orang tua dengan cerita bahwa aku sedang kesulitan mencari dana sekolah ?

aku juga tidak punya orang yang cukup dekat untuk kuceritakan masalah ini dan sedikit mengeluh mengenai takdir. kurasa aku memang tidak boleh mengeluh.

jadi inilah aku, 25 tahun. ditengah tengah quarter life crisis. dan tidak tau harus kemana. hanya Allah lah.

hanya Allah lah, satu satunya yang aku punya saat ini. apa mungkin aku akan berlari lagi dari-Nya ? ya Tuhanku, aku kembali.

Komentar