Minggu, 24
november 2013
Hari ini rintik rintik hujan berjatuhan di sekeliling, air
hujan yang dingin itu membuat suasana di kolam itik menjadi lebih beku,
tidak,,, mungkin karna kabar yang dihembuskan langsung membuat si itik merasa
gundah. Atau karna kenyataan bahwa apa yang selama ini difikirkan, semua yang
dikira benar adalah sebuah kesalahan.
Langit begitu gelap, mungkin segelap itulah perasaan sang
itik, seharusnya sejak awal dia mengerti bahwa ‘tidak’ seorang pun bisa
menerimanya dengan keadaan yang seperti itu, bahkan mengharapkan seseorang dari
sekumpulan calon angsa putih adalah kesalahan terbesar.
Hatinya sakit, sesakit saat dia mencoba kembali mempercayai
ada yang tersisa untuknya namun itu menghilang saat itu juga, bukan sesuatu
yang ada di masa lalu yang menguncang perasaannya, namun bukankah ‘tidak’ sudah
dapat menjelaskan bagaimana perasaan seseorang?
Bagaimana dia bisa dengan mudah mengatakannya? Bagaimana dia
selama ini terbaca namun ternyata dia tidak pernah terbaca? Sesimple saat dia
mengatakan ‘tidak’ . kau pasti sudah tau jawabannya kan? Hey itik, tidak ada
yang tersisa untukmu dari sesuatu yang kamu panggil di kala sepi itu, dari
sesuatu yang kau sebutkan di kala gundah.
Mungkin memang tidak ada yang bisa, menjadi teman hati di
kala sedih, mungkin karna tidak seperti yang lainnya, karna tidak ada yang bisa
di banggakan. Perasaan seperti itu tidak pernah mendekatinya
Sekarang semua jelas adanya, seperti kekonyolan 11 bulan yang
lalu, saat itik itu mempercayai dan terkhianati, seharusnya si itik lebih tau
Seharusnya dia mulai mempercayai sepenuhnya bahwa ‘diam’
bukan berarti dia sedang berfikir untuk ‘mendiamkannya’ namun memang karna
tidak ada.
Harusnya itik lebih percaya pada sesuatu yang tampak.
Hari ini seperti hujan yang terus terusan turun sampai
maghrib menjelang, sampai pada kegelapan yang menyambut, adalah hati itik yang
sebenarnya….
Komentar