Aku bikin ini dengan tingkat
kegalauan yang udah stadium akhir. Berharap setelah ngetik ini semua akan
berakhir sebatas kalimat-kalimat ini aja tampa perlu di ungkapkan lagi melalui
mulut. Berharap nanti setelah habis curhat aku akan diam sendiri dan perasaan
ini akan dingin lagi. Tidak tidak.. aku
tidak akan menangisi hal ini lagi
Sejak aku terbangun dari mimpi
burukku, aku memang memilih untuk tidak membicarakan ini lagi dengan siapapun
dan dimanapun. Aku memilih untuk mendiamkannya meskipun aku tau separuh hatiku
mati-matian mendorongku untuk menghubunginya. Sekedar mendengar suaranya, atau
mengetahui kabar tentangnya. Aku juga sadar betul keinginan hatiku yang kerap
kali tidak bisa kutolak untuk sesekali melihat wajahnya dan mengetahui apa yang
di lakukan nya bahkan jika itu berarti aku harus diam-diam melihat profil
facebook nya atau stalking tweeter miliknya yang bahkan mungkin tidak pernah
dia buka.
Tapi hanya sebatas itu saja
Aku berusaha meneguhkan kepercayaanku
tentang jalan yang aku pilih ini. bahwa mencintainya adalah sia-sia dan aku
harus segera pergi
Aku tau aku harus segera pergi
Aku berusaha memaafkan dan
merelakannya seperti yang mereka katakan, aku berusaha berlaku seperti tidak
pernah terjadi apapun jika bicara padanya, aku berusaha tertawa dan
menggantikannya dengan orang yang lain. Aku sudah melakukan apapun agar aku
bisa melupakannya
aku tau bahwa mungkin kehadiranku
hanya mengganggu proses nya dengan perempuan itu, mengingat apa yang pernah dia
katakan. Meskipun aku berusaha melupakannya
aku tidak pernah lupa hari itu…
aku tau batas ku, aku tau batas
dimana aku harus memperjuangkannya ataupun merelakannya dan aku cukup tau diri.
Siapalah aku yang bahkan mungkin tidak pantas mengisi ruang hatinya. Siapalah aku
yang tidak sepadan dengannya. Siapalah aku yang hanya sedikit mengerti tentang
agama. Kalimat-kalimat seperti itu menghantuiku setiap hari di saat aku
menunggunya
mungkin memang lebih baik bagiku
untuk tahu diri sebelum berusaha meraihnya lagi
cintanya terlalu sulit bagiku, dengan
semua tuntutan yang mungkin tidak bisa semuanya kupenuhi.
Dengan semua keinginannya
Aku tidak bisa selalu menjadi apa
yang dia inginkan dan mengubah semua sisi yang ada didiriku agar menyerupai
perempuan itu, aku tidak bisa lebih lama lagi menjadi ‘dia’ yang kedua
Aku sadar betul siapa aku, dan
mungkin kesadaran itu pula yang menjadikan aku kukuh tak tergoyahkan dalam
jalanku yang sekarang.
Aku tidak bisa lagi mencintainya..
barang sedikitpun tidak bisa
Meskipun mereka berkata tentang
kemungkinan bahwa suatu saat dia akan menyadari siapa yang sebenarnya
menyayangi dia atau bukan dan kemungkinan bahwa Allah akan memutar balikkan
perasaannya untuk hanya melihat kepadaku saja… aku tetap tidak bisa
Aku tidak bisa lagi mencintainya
dengan aku yang sebenarnya
Meskipun malam-malam aku merindukannya,
meskipun aku harus berbohong soal apa yang aku rasakan. Aku tetap tidak mau
kembali. Aku tetap tidak bisa
Meskipun hatiku meronta memanggil
namanya, meskipun air mataku mengalir sendiri mengenangnya…. Apapun yang
terjadi aku tetap tidak bisa
Aku tidak bisa berada di sampingnya,
tidak bisa
Lakukanlah apa yang ingin dia lakukan, aku hanya akan menonton saja
Tak peduli apakah itu akan
menyakitiku,
Tak peduli apakah akhirnya aku akan
menangis sendiri menangisi apa yang tidak aku mengerti
Lakukan saja
Lanjutkan lah
Aku akan lebih tidak perduli lagi
Aku ingin segera melanjutkan hidupku
lagi
Aku tidak bisa mencintainya lagi
Dengan alasan apapun
Tidak bisa
Tidak
Komentar