Sepenggal Cinta dalam Recycle Bin


          Gak banyak yang bisa dilakuin setelah hubungan yang kita bina tiba-tiba kandas di tengah jalan, efeknya terasa kayak bom atom Hiroshima-nagasaki dulu, begitu bom di jatuhin semua hancur gak bersisa jadi puing-puing bertaburan dan masih berpengaruh nyampe sekarang.

           Putus cinta terasa seperti jatuh dari tebing yang tinggi, pada awalnya kita akan merasa bebas terbang diantara angin, merasa lega dan terlepas dari segala masalah yang ada tapi pada akhirnya kita akan terhempas di tanah dan hancur berkeping-keping

           Satu hal yang aku sadari dari putus cinta yang pernah aku alami adalah bahwa kadang kala kita perlu ‘membersihkan’ memori lama untuk melangkah maju meninggalkan apa yang sudah rusak di antara kami berdua. Tapi cinta tidak pernah berlaku manis kepadaku, semua terasa indah pada awalnya, seolah-olah itu akan bertahan selamanya tapi dia menghancurkannya dengan alasan yang gak masuk akal.

                 Sewaktu jaman akhir-akhir SMA dulu, kelas XII, aku pernah punya seorang –mantan- pacar yang ternyata bener-bener ngebangunin aku dari eurofia bahwa cinta itu adalah hal yang bisa di rasain tanpa air mata. Namanya ‘ucuk’ begitu aku memanggilnya sehari-hari dan dia memanggil aku ‘pesek’ , aku rasa ini bener-bener diskriminasi karna pesek gak bisa di sembunyiin lagi karna udah jadi bukti otentik kalo aku ini FIX beneran pesek, tapi kalo ucuk aja kan bisa di akalin, mandi aja sonoh trus pakek farfum sekilo, udahan deh
Jadi menurut aku ini nih sejenis pencemaran nama baik yang tersembunyi atau nama lainnya pengejekan diam-diam atau lebih keren lagi Bullying di modusin

                 Semuanya indah, aku kira dia bener-bener sayang aku seperti yang dia bilang ke aku, dia emang cuek, yah aku akuin, tapi  dia bilang bahwa itu adalah beneran sifatnya aja dan oke aku terus-terusan percaya dengan apa yang dia katakan
Tapi suatu minggu pagi dia datang dan bilang bahwa dia tidak pernah menyayangiku, tidak pernah merasa bahagia saat bersamaku, tidak ada cinta dan kasih sayang, hanya perasaan sepi karna dia sebetulnya masih mencintai mantan pacarnya yang kini udah jadi pacar orang

               Satu hal lagi yang aku pelajarin dari sini adalah “manusia bisa berubah dalam waktu yang amat singkat, bukan, bukan berubah jadi power rangers, tapi berubah jadi orang lain yang gak kita kenal dalam waktu dan tempoh yang sesingkat-singkatnya, baik itu setahun, sebulan, sehari, sejam bahkan mungkin satu detikpun….. gak peduli apa yang pernah dikatakan dan dilewati bersama-sama”

                 Kira-kira selang beberapa hari setelah pertengkaran hebat soal ‘sandiwara’ selama lima bulan itu aku bersih-bersih laptop, menghapus hal-hal yang kira-kira menyembunyikan “kutu-kutu” di dalam laptop satu-satunya yang aku punya ini, sejak ucuk bilang bahwa aku harus melupakannya, aku tau bahwa aku harus dan tidak ada jalan untuk memperbaiki itu semua. Ini adalah sejenis Move On yang di paksa dimana seseorang di perintahkan untuk berjalan meninggalkan apa yang telah di bangun padahal sebenernya gak pernah ada niat untuk meninggalkan itu sama sekali.

                 Sejak kehancuran itu, setiap kali aku menghubungi dia, ucuk selalu berkata bahwa aku harus mup on, tapi dia gak tau gimana rasanya tiba-tiba di tinggalin gitu aja, ucuk memprogram ku seperti aku adalah sebuah computer, lihat betapa mudahnya kita membuat sebuah data, menginstal program, memasukkan foto-foto kenangan kita kedalam benda berlayar tipis ini dan membuat seolah itu sangat berharga, namun suatu waktu ketika itu tidak diperlukan lagi dan hanya terasa memenuhi memori, kita menghapusnya begitu saja.

                 Apa dia berfikir bahwa aku adalah sebuah computer? Yang bisa dengan mudahnya dia mengisiku dengan kenangan dan menyuruhku menghapus semuanya, aku katakan pada kalian, it will never be so easy as you say, but I know I must

                 Aku melihat satu persatu memori itu dalam laptopku, foto-foto yang lucu ketika ucuk tersenyum dan tertawa di sampingku, mengulang lagi ingatan hari yang lalu disaat dia masih orang yang penting bagiku, foto itu, foto ucuk yang tersenyum itu, entah kenapa terlihat tidak seindah keadaannya, padahal dia begitu manis kalau tersenyum, senyum yang memabukkanku waktu itu, dulu terasa begitu indah, kenangan, memori itu. Tapi hari ini kursor ku terletak tepat di atas tombol delete, yah, selamat tinggal kenangan.

                 Semua kenangan itu berputar di dalam kepalaku seperti sebuah film yang di flashback, aku ingat ketika pertama kali aku bertengkar dengan dia, dimulai dari saling ejek yang berakhir dengan aksi coret-mencoret baju, aku ingat ketika aku dengan tololnya menularkan virus batuk pilek ku ke arahnya yang membuat dia marah dan ngambek seharian dan membuat aku harus mati-matian membujuknya supaya dia ga marah lagi.

                 Aku juga ingat ketika smsan dengannya, dimulai lagi dengan kekonyolan dan cerita-cerita tentang perkelahian bodoh yang harus diakhiri oleh tangisan aku, aku ingat juga saat pertama kali kami kencan berdua, malam minggu itu, yah, aku ingat semua
Semuanya 

           Ada perasaan aneh ketika aku harus menghapus semua cerita-cerita itu, seperti perasaan janggal dan sedih, beberapa adalah perasaan yang tidak kukenali yang mungkin karna aku akan kehilangan beberapa hal yang membuat hatiku bolong, yah, hatiku bolong sekarang.

      Mungkin kehidupan manusia itu seperti ini, mengingat dan melupakan, seperti kita mengumpulkan pecahan-pecahan kenangan itu dan lalu membuangnya ketika tidak diperlukan lagi, tapi bukankah kenangan itu dibuat agar kita belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi? Supaya bisa belajar dari pengalaman, meskipun itu menyakitkan sekalipun tapi manusia tanpa kenangan pastilah bagai malam tampa bintang –oooohhh-

              Mungkin dengan orang itu ucuk akan lebih bahagia, mungkin dengan orang itu dia tidak akan merasakan kesepian lagi, seperti yang kukatakan semalam kepadanya, mungkin dia bisa lebih tulus mencintai orang itu dari pada siapapun, aku mengerti. Aku selalu mengerti…. Aku selalu mengerti….

                 Aku memutar sebuah puisi yang kubuat untuknya dulu, yang harusnya kuberikan kepadanya ketika kami 4 bulan, tapi akhirnya puisi itu tidak pernah tersampaikan.

                 Kata-kata itu muncul perlahan-lahan dan menghilang dalam layar laptop ku, Kata-kata yang benar tulus berasal dalam hatiku, dan aku membuatnya dengan sepenuh hati, memikirkan perasaanku dan menuangkannya, lihat aku yang mencoba membuatnya bahagia, lihat aku yang mencoba terus berada disampingnya agar dia tidak terluka, semata-mata hanya karena aku tidak ingin melihatnya terluka, tidak ingin melihatnya sakit, tidak mau dia bersedih, tidak mau dia kesepian, yang ternyata menurutnya aku ini tidak bisa sama sekali membuatnya bahagia … sama sekali tidak

                 Aku menarik navas cukup panjang sebelum menghapus puisi ini, yang akhirnya dengan mengucapkan bismillah aku menghapus puisi itu juga. Tidak baik bagiku menyimpan hal ini terlalu lama, tidak akan ada baiknya juga seandainya aku melihatnya suatu hari nanti dan akhirnya membandingkan ucuk dengan orang baru yang kumiliki nanti, tidak akan baik untukku, untuk ucuk ataupun untuk seseorang itu, jadi kuputuskan hapus saja. 

                Itu adalah memori tentang ucuk yang terakhir, sebuah diari tentang kisah ku dengan ucuk, masa-masa sebelum aku berpacaran dengannya, lengkap dengan tanggal dan waktu kejadian itu, masa-masa yang penuh kebahagiaan, sampai halaman terakhir tentang perpisahan dan kata-kata memilukan itu, untuk yang terakhir, aku ingin membacanya.

                 Lihatlah, aku masih menyimpan tanggal dan kata-kata ucuk ketika dia mengungkapkan perasaan nya padaku, dimulai dengan kata-kata “aku tau kamu menyukaiku dan kamu tau aku menyukaimu” dan diakhiri dengan sebuah kalimat sederhana namun penuh makna “kamu mau jadi pacar aku?” begitu manis sebenarnya untuk dihapus, hari itu 26 oktober 2012, pukul 13.00, jum’at siang sehabis sholat jum’at, hari raya idul adha, yah, aku mencatat semua nya sedetil apapun karna dulu itu begitu berharga bagiku , tapi sekarang rasanya aku tidak mampu lagi menyimpan ini lebih lama lagi.

                 Memori dan kenangan itu melayang difikiranku menunggu untuk ditinggalkan, aku sudah menyerah untuk mencoba dan ucuk sepertinya telah menemukan orang  yang baru, jadi lupakan saja, aku juga harus berjalan sekarang.

                 Aku menghapus diari itu, semua canda dan tawa yang terlukis didalamnya, semua keraguan dan tangis yang mewarnainya, semua rangkulan dan  genggaman yang terbuang ini pasti akan terbebas setelah aku melepaskannya, tidak ada ragu tidak ada sesal, aku sudah jadi lebih kuat sekarang. 

                 Mungkin hidup itu seperti computer, kita akan terus menerus menulis, merangkai cerita, menyimpan gambar dan video kisah kita bersama, menggulirkan dan mendengarkan nada-nada impian dan hati kita, sepanjang hidup di dunia ini, namun kita juga harus tau kenangan mana yang harus disimpan dan dipertahankan untuk melanjutkan hidup kita, dan aku juga sudah memilih untuk melupakan semuanya seperti yang dikatakan ucuk, sekali lagi kita memang lebih baik menjadi teman saja ketimbang melakukan sebuah hubungan serius seperti ini lagi.
 
                Untuk yang terakhir sebelum aku mengerjakan semua kewajibanku bekerja rodi dirumah aku memeriksa recycle bin ku, karna disanalah semua kenangan itu terletak sementara sebelum akhirnya di lenyapkan selamanya.

                 Aku memeriksa satu persatu, semuanya ada disana, foto-foto itu, puisi itu, juga diari itu, kuteguhkan hati untuk menghapus selamanya meski ada perasaan sayang pada kenangan itu, tapi aku tau aku harus jika aku mau melangkah, supaya merelakan semua yang telah terjadi aku tau harus seperti ini, selamat tinggal ucuk, selamat tinggal kenangan, selamat tinggal harapan, hari ini aku harus mengakhiri semua ini, dengan satu perintah “delete all” dan keyakinan diri serta sebuah ucapan bismillah, semua nya lenyap tak berbekas, menjadi sebuah tempat sampah yang kosong lagi, putih bersih.

                 Aku memandang ke halaman putih didepanku, memikirkan tentang apa yang akan  aku lakukan dengan kertas kosong itu, lalu aku tersenyum. Aku menyadari tentang mimpi ku yang tertinggal selama aku melewatkannya berbulan-bulan ini, meski sendiri aku tau keadaannya, aku punya mimpi yang belum terselesaikan, salah satunya untuk menyelesaikan sebuah novel, yah novel yang nantinya akan berasal dari cerita hidupku sendiri, Aku pasti bisa ! Semangat !!!



Komentar