Masalah yang bakalan gue analisis
dalam paper kali ini adalah tentang panic time nya anak-anak SMA sekarang
dengan sample nya adalah temen-temen sekelas gue lagi, hahaha. Anyway sperti
layaknya deadline yang ditakuti oleh para kantor-kers, pelajar yang mengenakan
seragam putih abu-abu penghujung ini juga punya masa-masa panic nya sendiri
yang benar-benar layak untuk diperbincangkan dan akan dikupas secara tajam
stajam pisau cutter.
Masa-masa emergency seperti itu
disebut dengan istilah “panic time”. Dalam masa-masa panic ini, para siswa
umumnya menjadi ganas, hal itu diakibatkan otak mereka yang berfikir terlalu
keras sehingga menyebabkan isi kepala mereka bekerja melewati batas dan akhinya
menjadi beringas, grrrrrr…
Panic time juga ditandai dengan sensitivenya para siswa dalam
menghadapi respon terhadap segala sesuatu yang diberikan, pada masa ini berlaku
moto “sekali senggol langsung mutilasi” kepada siapapun dan apapun anda.
Menurut
penelitian yang udah gue lakukan dengan metode penelitian lapangan ini,
akhirnya dengan sangat bersusah payah dan melintasi berbagai hambatan
(digebukin, dicaci, dimaki bahkan jadi korban bahan ejekan seantero kompleks
per-IPA-an) gue berhasil menyimpulkan 3 saat terpanik dalam dunia per-pelajaran
SMA dan tingkat keberingasan siswa pada masing-masing level panic nya. harapan
gue, setelah anak-anak membaca paper ane kali ini, mereka akan merasa
terpanggil untuk menghindari masa-masa panic tersebut dan berhenti menjadi
ganas secara tiba-tiba! Dan untuk menghindari bersenggolan dengan orang-orang
dalam masa panic tersebut sebelum api tersulut (jiaaaahhh)
Berikut 3 masa terpanik dalam dunia ke SMA an dan tingkat
keganasan siswa nya
1.
Panik
PeEr (tingkat manusia)
Untuk tipe panic yang pertama adalah
tipe panic PeEr, untuk tipe yang pertama ini semua umumnya masih dalam level
satu, yah ibarat kata kuchkuch hotahu yang masih sambal kimchi, belum terasa
pedasnya (tiba-tiba jadi pengen makan kuchkuchhotahu nihh L) level satu yang dimaksudkan disini
adalah level yang rendah sado alanyo, rendah emosinya, rendah keganasannya dan
juga rendah orangnya. :D
Sebagai
seorang pelajar, sudah hal yang sangat lumrah mendapatkan peer alias pekerjaan
rumah yang (sering kali) beralih fungsi menjadi pekerjaan sekolah, peer ini
udah bagaikan makanan sehari-hari yang kudu ditelen meskipun rasanya gak enak.
Dalam dunia anak SMA apalagi yang udah SMA ujung alias kelas XII ini, peer itu
selalu aja bertumpuk tiap harinya dan jika gak dikerjain tumpukan itu bakalan
menjadi bukit peer yang bakal selalu nghantuin elu plus dibayang bayangin wajah
guru mapel yang ngajarin elu. Pokoknya yang namanya peer benar-benar mengganggu
dan keberadaan nya kudu dimusnahin
layaknya bisul di pantat.
Dihantuin
oleh peer yang bertumpuk serta desakan dari guru bidang studi yang hamper 12
jam ditemuin (yang bagaikan zombie menuntut peernya segera dikumpul), otomatis
membuat para pelajar sekarang tertekan jiwanya sehingga emosi pun bertambah
naik, namun dalam hal panic peer, peran teman-teman seperjuangan yang memiliki
otak lebih benar-benar sangat membantu dalam melenyapkan masalah dan meredakan
hidung yang tersumbat.
Dalam hal peer biasanya hanya segelintir orang yang menjadi
seteres, yaitu golongan para cendikia yang suka rela berfikir demi keselamatan
bersama yang dibebankan tugas berat untuk nyelesein peer bersama itu (I know
how does it fells like.. L), sehingga dalam satu kelas saja kita akan sangat jarang
menemukan para siswa yang mudah tersulut emosinya. Masa peer ini masih disebut
masa aman, walaupun masih ada kemungkinan setan bertindak namun tetap dalam
level manusia (baca : wajar), pasalnya jika lu brani bertindak di luar batas
dan marah-marah gak karuan, lu bakalan di sidak di tempat oleh temen-temen lu
yang notabene gak mendukung keberingasan lu, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebringangasan
pada Panik peer dapat diatasi dengan dukungan orang sekelas. Dan kerjasama
tentunya
2.
Panik
Tugas (tingkat malaikat)
Kalau anda seorang pelajar apalagi pelajar SMA, tugas adalah
salah satu momok mengerikan yang juga bakal menghantui masa-masa damai kalian
di sekolah, tugas yang diberikan guru (baca :BOS) biasanya tergantung dari tipe
guru tersebut, jika gurunya tipe killer maka bersiaplah untuk mendapatkan
tugas-tugas menyebalkan yang suileeet bener dan tentunya dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Sedangkan untuk tipe guru angin-anginan (baca :
UNPREDICTABLE) dan juga tipe guru yang biasa ditinggal siswanya ke kantin,
biasanya kepanikan yang ditimbulkan juga gak terlalu menganggu.
Jadi menurut gua, kepanikan tingkat Tugas ini kebanyakan di
sebabkan oleh niat indah nan mulia dari guru-guru tercinta dengan tingkat
kekilleran yang tinggi.
Ketika Tugas-tugas itu menumpuk dengan indahnya dan menunggu
segera untuk di selesaikan dan deadline pengumpulan yang semakin mendekat ditambah
dihantui oleh kebringasan para guru yang tidak kenal toleran
3.
Panik
Ujian (tingkat dewa)
Nah panic nomor tiga ini biasanya
adalah panic yang paling susah untuk diobati karna saat-saat ujian (baca :
eksekusi mati) adalah waktu yang paling menentukan hasil belajaar seorang siswa
selama pembelajaran berlangsung –duilee- meskipun masih di topang dengan nilai
sehari-hari dan juga absennya, ujian tetep jadi tolak ukur yang penting banget
selama semester yang mereka hadapi
Panic karna ujian ini dapat di bagi
menjadi beberapa bagian menurut asal terjadinya
a. Panic
karna deg-degan nungguin pengawas bagiin kertas ujian
b. Panic
karna pengawasnya killer
c. Panic karna lupa bikin kopekan
d. Panic karna waktu hampir habis dan
isian masih banyak yang bolong, atau
e. Panic karna komplikasi semua hal
tersebut
Dari penelitian yang saya lakukan,
kebanyakan narasumber saya mengatakan bahwa mereka merasa panic karna minim
persiapan alias gak belajar sebelumnya, ngomong-ngomong soal belajar, para
pelajar sekarang cenderung menggunakan system kebut semalam alias SKS untuk
menghadapi ujian esok hari nya, bukan, bukan kebut-kebutan di jalan raya, tapi
mereka bakal cari wangsit terbaik sehingga semua pelajaran misalnya yang paling
hell banget kayak fisika atau kimia bisa langsung jeleb masuk dalam otak mereka
Biasanya mereka akan melakukan
hal-hal aneh seperti bersemedi di bawah pohon beringin, nyuruh jin buat
ngebutain mata pengawas besok, nyampe berkhayal bisa minjam otak Einstein hari
itu. Dan efeknya mereka fix panic karna gak ada yang masuk di otak, gak bahkan
jika lu sobek-sobek tuh buku, bakar sampek jadi abu item, masukin tuh abu dalam
air dan nelen air itu , gak … gak akan ada yang bisa
Gak akan kecuali kopekan dan temen
pintar yang baik hati.. hhehe :D
Sekian
dan terimakasih
Komentar