Waktu berlalu, detak jam milikku, miliknya dan detak jam yang
memutarkan roda dunia terus berputar. Semua yang tertinggal adalah sejarah, sekarang
hanya aku dan dunia yang menunggu di hadapanku.
Setiap melangkah, akan selalu ada cerita cerita baru untuk di
bagi, setiap melangkah akan selalu ada perasaan suka, duka, sedih, senang,
apapun. Selama waktu itu masih berputar, selama keberadaan ku masih bisa dicari
di dunia ini, selama masih ada “besok” untukku.
Sudah genap dua bulan lebih aku menjalani hari hari sebagai seorang
mahasiswi kedokteran, menjalani rutinitas datang-menunggu-belajar-pulang di setiap
hari senin sampai jumat setiap bulannya, semakin banyak belajar, semakin kuper karna kebanyakan jadi tahanan di
kontrakan sendiri akibat segunungan tugas serta hapalan anatomi histology yang
meunggu untuk di selesaikan, dan semakin tersisihkan dalam pergaulan.
Aku ini anak yang tidak heran kalau misalnya tidak mempunyai
teman, apalagi di fakultas yang sebagian besar penghuninya adalah anak dari golongan ‘elit’ ini, aku hanyalah
seorang anak desa cupu yang jauh dari strata mereka, yang dipandang sebelah
mata dan tidak pantas menjadi teman, aku tidak modis dan aku tidak mengerti
bagaimana merawat tubuh, apalagi aku ini kaku dan susah bergaul, aku hanya
bicara pada orang terdekat, bercanda dan tertawa pada mereka yang mendekat, tidak
pandai mengambil hati laki laki dan tidak cocok bertingkah ‘imut’
Aku ini hanya seekor itik buruk rupa yang tersesat dalam
kerumunan angsa
Tidak ada yang akan menyapaku pertama kali, aku tidak
terkenal dan tidak diperhitungkan dalam pergaulan, tidak ada senior yang
mencoba mendekatiku, tidak akan ada namaku yang dihembuskan senior dalam berbagai
kesempatan, aku tidak punya mobil untuk dibawa pergi ke mol, tidak punya barang
bermerek untuk dikenakan, tidak punya tab dan orang tuaku bukanlah penjabat
daerah
Siapa yang sudi berteman dengan anak seperti aku?
Hanya mengejutkan
bagaimana aku bisa menemukan mereka, sepuluh orang anak manusia yang
mengulurkan tangannya meraihku, dari tumpukan tumpukan sisa manusia yang
tersisih dari elitnya dunia anak muda masa kini. Sepuluh orang yang bersedia membentuk
hubungan denganku, entah bagaimana dan darimana, sepertinya ada seorang peri
yang meniupkan mantranya kepadaku sehingga aku perlahan mampu menegadahkan
kepalaku, berjalan mengikutinya.
Si itik ini mulai menemukan cahayanya kembali
“DHEMS”
Begitu mereka menamai kesatuan ini, lima kata yang entah
kenapa begitu berarti bagiku, 3 orang remaja laki-laki dan 7 perempuan yang
sama-sama menuntut ilmu, berharap suatu saat nanti mampu berdiri di atas dunia
ini sebagai seorang dokter, menjadi satu di dalam DHEMS.
Ada angin yang berhembus kepadaku, meniup luka yang tertoreh
dalam lubuk hatiku, dan meskipun aku tidak begitu senang bergaul dengan jenis
makhluk yang menghilangkan sebagian hatiku namun saat mereka meraih tanganku
aku merasa, perlahan-lahan aku bisa menemukan kepercayaan diriku lagi. Saat itulah
aku tau bahwa ini berarti, mereka salah satu dari apa yang membuatku tetap
hidup, sesuatu yang mengambil tempat sebagai salah satu yang berharga untuk di
pertahankan, yang karenanya aku harus tetap maju untuk menggapai cita-citaku.
![]() |
bersama mereka, sepercik cahaya dalam gelap |
![]() |
hampir kehilangannya, beruntung aku menemukan orang-orang yang mampu membawa senyumku kembali |
![]() |
adakah yang lebih manis dari persahabatan? mampukah kalian tersenyum sendiri? |
![]() | |
inilah mereka, keluarga baruku, orang-orang berharga yang aku sayangi setulusnya, salah satu alasan kenapa aku harus tetap hidup dan menggapai cita -citaku |
Ada pelajaran yang kudapat dari mereka, pelajaran hidup yang
sangat berharga, bahwa di dalam hidup, ada sesuatu yang harus kamu pertahankan,
bahwa kamu tidak bisa sendiri di dunia ini, tidak bisa menggapai mimpi
sendirian
Dunia memang melukai dan kejam, alurnya terkadang menyakitkan
untuk di lalui. Tapi kita bisa mengalahkan dunia bersama mereka yang kita
sayangi dan menyayangi kita apa adanya
suatu saat mereka akan jadi sayap bagimu untuk terbang menuju langit.....
Komentar